IHSG dalam Statistik

Terdapat sekumpulan teori yang menyatakan bahwa ada suatu hari, bulan, atau waktu tertentu di mana pergerakan indeks mengalami anomali. Oleh karenanya berdasarkan teori-teori tersebut kita bisa mengetahui kapan waktu yang bagus atau jelek untuk berinvestasi. Teori-teori tersebut biasanya disebut dengan efek kalender. Teori-teori yang sudah umum didengar antara lain adalah monday effect, january effect, october effect, dan beberapa teori lainnya. Apakah teori-teori tersebut benar? Yah, namanya juga teori, bisa benar bisa juga tidak. Terkadang malah terdengar seperti mitos.

Walaupun begitu, mungkin ada rasa penasaran yang timbul dalam hati kita untuk membuktikan kebenaran teori-teori tersebut. Saya akan mencoba membeberkan bagaimana perilaku IHSG pada waktu-waktu tertentu. Saya tidak akan mengikuti teori yang ada. Saya hanya akan mencoba memaparkan data dan Anda bisa menyimpulkan sendiri bagaimana hasilnya

1. Bagaimana perilaku harian IHSG (Senin - Jumat)?

Mitos yang beredar selama ini adalah jangan trading di hari Jumat karena banyak trader yang menjual sahamnya. Hari Jumat yang merupakan hari perdagangan terakhir mengandung risiko yang besar karena pada hari Sabtu Minggu kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa terjadi. Benarkah?

Dengan mengolah data harian IHSG dari tahun 1984 sampai dengan 2008 (Desember) ternyata hasilnya adalah sbb:

Tidak seperti mitos yang ada, pada hari Jumat IHSG justru mengalami kenaikan rata-rata tertinggi sebesar 0.13%. Rata-rata perubahan harian IHSG adalah 0.06%. Artinya pada hari Jumat secara statistik kenaikannya rata-rata adalah lebih dari dua kali lipat dari hari-hari lainnya. Sementara hari Senin dan Selasa cenderung sideways dengan rata-rata perubahan 0.01% dan -0.02%. Hmm, interesting…

2. Dalam setahun, kapankah IHSG memiliki kinerja terbaik?

Jika Anda bukan day trader, mungkin akan lebih menyukai grafik di bawah ini. Saya mengolah data bulanan IHSG sehingga kita dapat mengetahui perubahan bulanan rata-ratanya. Mitos yang beredar selama ini adalah adanya Santa Claus Rally di bulan Desember dan kenaikan yang cukup tinggi di bulan Januari (January Effect). Sementara itu, bulan Oktober cenderung dihindari karena beberapa kali crash terjadi di bulan Oktober. Paling tidak, Dow Jones Industrial Average (DJIA) dua kali mengalami crash yang menyakitkan di bulan Oktober, yaitu pada tahun 1929 (Great Depression) dan pada tahun 1987 (Crash of 1987). Itu kejadian di AS.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Untuk kali ini hasilnya ternyata cukup sesuai dengan mitos yang ada. Pada bulan Desember, kenaikan rata-rata IHSG adalah 4.62%, jauh di atas kenaikan rata-rata bulanan sebesar 1.05% (lebih dari empat kali lipat). Terlebih lagi, kenaikan rata-rata IHSG pada bulan Desember adalah kenaikan bulanan tertinggi sepanjang tahun. Peringkat kedua adalah kenaikan rata-rata pada bulan Januari yaitu sebesar 3.79%. Paling tidak dari tahun 1989 sampai dengan 2008, mitos mengenai Santa Claus Rally dan January Effect masih benar Lalu bagaimana dengan October Effect? Walaupun memang benar pada bulan Oktober, IHSG rata-rata menurun sebesar -1.2% namun rata-rata penurunan terbesar adalah pada bulan September sebesar -2.68% dan bulan Agustus sebesar -1.57%. Dari grafik sepintas agak horor juga market pada bulan Agustus sampai dengan Oktober. Sekali lagi, itu hanyalah statistik, tidak bisa dijadikan pegangan mati.

3. Berapa harikah IHSG naik/turun secara berturut-turut dan kemudian berubah arah?

Ada hal lain yang menarik untuk diketahui terutama oleh para swing trader. Berapa harikah IHSG akan naik/turun secara berturut-turut dan kemudian berubah arah? Ada yang mengatakan 4 hari, 5 hari dan lain-lain. Mungkin kita melihat faktanya saja Saya menggunakan data harian IHSG dari tahun 1984 sampai dengan 2008.

Seperti yang sudah diduga. Tidak selamanya para bulls akan menang dan tidak selamanya para bear akan mendominasi. Kenaikan IHSG selama 5 hari berturut-turut selama kurun waktu hampir 25 tahun terakhir hanya terjadi sebanyak 59 kali. Setelahnya, kekuatannya melemah dan menyerah pada bears pada hari berikutnya. Namun pernah juga IHSG naik selama 17 hari berturut-turut (wow!!!). Pernah terjadi sebanyak dua kali malahan. Kejadian pertama adalah pada kurun waktu dari tanggal 7 September 1987 s.d 29 September 1987. Sayangnya selama 17 hari tersebut total kenaikannya hanyalah 3.35%. Kejadian kedua adalah pada tanggal 26 Oktober 1993 s.d 18 November 1993. Kali ini kenaikannya lumayan besar yaitu sebesar 15.2%.

Seperti halnya kenaikannya, IHSG akan berpeluang besar menguat setelah 5 hari mengalami penurunan. IHSG mengalami penurunan selama 5 hari secara berturut-turut hanya terjadi sebanyak 57 kali. Penurunan secara berturut-turut yang terlama adalah 15 hari yang terjadi sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1990 dan 1994.

Yah, itu semua hanyalah statistik. Belum tentu ke depannya akan terjadi hal yang sama.

4. Bagaimana IHSG ‘berdansa’ selama Pemilu?

Nah, ini dia yang menarik. Karena sebentar lagi Pemilu akan tiba, seru juga kalau kita mengutak-atik kemungkinan pergerakan IHSG. Banyak investor yang cukup ketar-ketir menghadapi Pemilu kali ini.

Coba kita ambil data setahun sebelum sampai dengan setahun sesudah Pemilu. Saya ambil hanya dua kali Pemilu karena diadakan pada era Reformasi.

PEMILU 1999

Ternyata pada tahun 1999, market hanya sebentar saja merespons positif hasil Pemilu. Setelahnya, IHSG terus merosot sampai dengan akhir tahun 2000. Yang menarik, mulai dari bulan Oktober 1998, IHSG cenderung mengalami kenaikan sampai dengan menjelang Pemilu. Hal ini menandakan adanya harapan yang besar terhadap hasil Pemilu pertama di era Reformasi ini. Ternyata hasil Pemilu ditanggapi dengan dingin oleh market yang menurun setelahnya.

PEMILU 2004

Pemilu tahun 2004 merupakan tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia karena untuk pertama kalinya kita dapat memilih Presiden secara langsung.

Dari grafik terlihat bahwa kenaikan yang terjadi dari awal tahun 2003 dan sempat terhenti selama masa-masa Pemilu berlanjut lagi sampai dengan akhir tahun 2005. Periode tahun 2003 sampai dengan pertengahan tahun 2007 sendiri akhirnya menjadi bubble terbesar sepanjang sejarah IHSG. Tentu saja bukan hanya Pemilu yang mempengaruhi pergerakan IHSG namun tidak ada salahnya kita berjaga-jaga kan

Bagaimana dengan Pemilu 2009? Kita hanya bisa wait and see saja. Semoga hasilnya bagus

Berdasarkan data dan grafik yang saya berikan paling tidak kita bisa melihat bagaimana perilaku IHSG pada masa-masa tertentu. Yang harus diingat, tidak ada hal yang pasti.

Yesterday is history, tomorrow is mistery, today is a gift. That’s why we call it ‘present’ (pasti udah tau saya ambil dari mana hehehe).

Ditulid oleh Dunks di :

http://parahita.wordpress.com/2008/12/27/ihsg-dalam-statistik/ dan http://www.portalreksadana.com/node/355#new


Panduan Portfolio Investasi Sesuai Usia Investor

Beberapa hari belakangan ini ane banyak membaca-baca lagi teori-teori yang dulu pernah ane pelajari tentang wealth management. Ada sebuah teori basic yang ane baca yang entah kenapa kok kayaknya nempel terus di kepala ane, so daripada cuma nempel di kepala ane, ane coba wujudkan dalam individual social responsibility ane dengan cara nulis artikel sederhana ini.

Lagipula boleh dong ane sekali-kali ngebahas artikel tentang “general investing theory” yang agak lain baunya daripada postingan ane yang biasa, daripada pembaca PRD bosen ngelihatin postingan ane yang selalu berbau Technical Analysis hehehe

Investment in 4 (four) stage of human life

Sebelum kita lanjut, ane mau menggarisbawahi beberapa hal, pastikan anda membaca baik-baik beberapa hal di bawah ini sebelum melanjutkan, soalnya ane nggak mau ada salah pengertian di kemudian hari tentang hal ini. So jangan membaca teori dibawah ini secara membabi buta ya …:

  • Portfolio guidance ini sifatnya hanya guidance secara umum, tiap orang mempunyai spesifikasi yang unik. Tidak ada satu komposisi portfolio yang akan fit pada setiap orang. Perencanaan komposisi portfolio harus memperhatikan tujuan spesifik dari tiap investor
  • Portfolio harus memperhatikan juga tenggat waktu dari target yang ingin kita capai (misalnya bangun rumah, pendidikan anak, dsb). Semakin dekat tenggat waktu dari target maka investasi harus masuk dalam kategori low risk
  • Profil resiko investor sangat menentukan komposisi dari portfolio.
  • Komposisi portfolio harus dimonitor secara ketat dan di adjust sesuai keadaan pasar dan perubahan terhadap keadaan pribadi investor. Misalnya pasar dalam keadaan resesi (seperti sekarang) atau investor mengalami perubahan keadaan seperti kehilangan pekerjaan, sakit keras, dsb.

Ok, kalo ente sudah baca warning di atas … mari kite mulai. Secara teori (ane harus bilang bahwa ini secara teori hehehe), dalam masa kehidupannya manusia melalui 4 tahapan kehidupan dengan rekomendasi portfolionya masing-masing yaitu:

Accumulation Stage (umur 20 – 35)

Accumulation stage dapat dipandang sebagai masa awal karir seseorang. Secara umum umur 20 – 35 situasi yang dihadapi adalah di sisi karir berada pada early to mid career, baru saja menikah dan mempunyai anak, relatif mempunyai saving dari gaji yg diterima. Ini adalah golden age (sayangnya tidak banyak yang tahu ini adalah golden age), karena di satu sisi pendapatan sudah lumayan, pengeluaran belon terlalu banyak dan target financial (pensiun, pendidikan anak, dsb) pada umumnya masih jauh.

Mengingat tenggat waktu dari target financial masih cukup jauh, maka secara umum investasi di periode ini sebagian besar diarahkan pada high yield investment seperti saham.

OOT dikit : So sekarang ngerti khan kenapa ane banyak ngebahas reksadana saham / saham / sejenisnya soalnya ane masih di periode ini ... yang memang harus banyak bermain di sektor tersebut

Rekomendasi portfolio : Saham 80 %, Pasar Uang 5 %, Obligasi 15 %

Consolidation Stage (umur 36 – 52)

Pada masa consolidation stage secara umum situasi yang dihadapi adalah di sisi karir berada pada mid to top career dan telah menikah cukup lama, mempunyai excess return dari gaji / bisnis yg digeluti tapi juga dan mempunyai banyak kewajiban. Dibutuhkan pola kehidupan financial yang sehat untuk memastikan terdapat saving yang cukup memadai dalam menghadapi masa pensiun yang sudah dekat.

Pada consolidation stage, tenggat waktu dari target financial sudah mulai dekat, secara umum investasi di periode ini walaupun sebagian besar diarahkan pada high yield investment seperti saham, namun komposisi pada investasi yang memberikan regular return juga semakin diperbesar.

Rekomendasi portfolio : Saham 60 %, Pasar Uang 5 %, Obligasi 35 %

Spending Stage (umur 53 – 65)

Spending stage secara umum adalah periode pensiun yang akan kita jalani. Pada masa ini pendapatan telah menurun secara drastis, dan kita harus hidup dari saving yang telah kita hasilkan selama accumulation dan consolidation stage. Spending stage akan bisa kita nikmati dengan baik bila kita mampu mempersiapkan sumber “Passive Income” dari kedua stage sebelumnya.

Pada spending stage, rekomendasi portfolio dialihkan sebagain besar pada investasi yang memberikan regular return (seperti obligasi). Hal ini mengingat pada saat ini kita membutuhkan kepastian investasi yang lebih dari kedua stage sebelumnya.

Rekomendasi portfolio : Saham 30 %, Pasar Uang 5 %, Obligasi 65 %

Gifting Stage (umur 65 ke atas)

Gifting stage adalah masa terakhir dalam tahapan kehidupan manusia. Secara umum walaupun pendapatan telah menurun namun sudah tidak banyak lagi kewajiban yang harus dipenuhi (semua anak telah dewasa dan memberikan cucu yang lucu). Sesuai dengan namanya stage Ini adalah periode untuk memberi.

Profil portfolio dalam stage ini dititikberatkan pada portfolio yang tidak fluktuatif pergerakannya, mempunyai regular return dan low risk.

Rekomendasi portfolio : Saham 10 %, Pasar Uang 50 %, Obligasi 40 %

So what next ?

Teori di Portal Reksadana ini sudah bejibun banyaknya. Cuma teori adalah sekedar teori, tanpa penerapan dia hanya tinggal akan menjadi teori belaka. Your next action is to implement that theory in the real life (using a real money with a real risk). Tidak ada teori yang sempurna, andalah yang harus menyempurnakan teori tersebut sesuai dengan keadaan spesifik anda sendiri. Ok mantapkan diri anda dan bergeraklah maju. Think Big, Start Small, Act Now.

Happy investing my friend …

Ditulis oleh : Passion4U at http://portalreksadana.com