Fenomena Ekonomi yang mendidik rendah hati

Image

Jatuhnya IHSG setelah masa rebound 2 minggu lalu menjadi konfirmasi super bearish akan segera berlangsung hingga akhir oktober. Rencana bailout pemerintah mendapat respon yang sangat emosional oleh masyarakat. Euphoria masyarakat dengan level yang sangat tinggi akhirnya membuat saham - saham mengalami auto rejection offer sejak awal pembukaan perdagangan IHSG beberapa hari yang lalu.

Rencana Buy back pemerintah di hari - hari awal rebound belum terlaksana sepenuhnya namun telah memberi efek greedy yang luar biasa, dan terkesan masyarakat takut tertinggal kereta. Tiga hari terakhir sebelum akhir pekan sekuritas yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan program buy back malah menjadi penjual terbesar pada saham - saham BUMN yang dapat kita lihat dari transaksi perdagangan saham pada software-software online trading. Mengapa ? tentunya pemerintah memiliki alasan tersendiri. Tetapi masyarakat cukup pandai dalam crash kali ini. Mengapa? Terjadi Auto rejection pada posisi bid berkali - kali menunjukan adanya kesamaan cara pandang antara masyarakat kita.

Sejak awal 2008, berita hancurnya ekonomi Amerika Serikat masih terbungkus rapi. Tentunya ini dimaksudkan agar mereka dapat menciptakan market yang sempurna untuk melikuidkan posisi mereka di capital market. Dengan menggerakan pasar memasuki fase excess menurut Dow Theory, maka mulai dari pasar saham, oil, komoditas, mengalami bullish yang setinggi - tingginya hingga IHSG mencapai level 2.800-an dan Dow berada di area 13.000 ke atas. Pada saat itu banyak analis fundamental dan beberapa analis teknikal memberi proyeksi IHSG akan segera menyentuh level 1.800 bahkan ke 1250 pada tahun 2008. Tentunya saat itu 80% partisipan pasar modal tidak bisa menerima sudut pandang tersebut. Semakin banyak orang yang tidak dapat menerima, maka semakin berhasil proses unloading portofolio asing di negara kita.

Bullish yang memasuki fase excess adalah kesempatan terbaik untuk segera exit dari suatu bursa pada saat itu. Karena pada saat itu terjadi optimisme yang berlebihan sehingga posisi bid akan selalu terisi dengan penuh dan posisi offer akan selalu habis terbeli. Pada saat itu masyarakat masih belum sadar akan gelembung yang akan segera pecah akibat bobroknya sistem perekonomian di Amerika Serikat yang sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2002 di tandai dengan peristiwa dot com, dan mulai meletus pada Agustus 2007 saat peristiwa Subprime Mortgage.

Hari - hari terakhir masyarakat baru menyadari hal ini. Pasar saham Indonesia menjadi sangat sensitif. Melihat hal ini, saya teringat film layar lebar TITANIC. Dimana pada saat kapal tertabrak batu es masih banyak sekali para bangsawan yang tertidur dan tidak tau apa yang terjadi. Namun pada saat lampu kapal mulai padam, kepanikan yang tidak terkontrol terjadi. Seluruh penumpang sudah mengerti dengan benar apa yang terjadi dan sibuk menyelamatkan diri masing - masing. Ini terjadi pada bursa saham kita. Pada saat semua orang menyadari bahwa negara adikuasa tersebut mengalami krisis likuditas dan terjadi redeem besar - besaran dan berdampak sangat buruk bagi bursa regional khususnya Indonesia, barulah masyarakat menyelamatkan diri dengan menjual saham mereka walalu rugi sekalipun.

Hal ini dapat kita lihat dengan kejadian auto rejection pada posisi bid. Bursa saham Indonesia menjadi sangat sentimentil dan melankolis. Dengan hanya koreksi minor dari indeks DOW JONES, maka tidak sulit bagi kita melihat adanya auto rejection bid dalam perdagangan IHSG besok harinya. Begitu juga sebaliknya, sedikit saja berita buy back maka kita dapat melihat saham - saham teraktif mengalami auto rejection offer dengan mudahnya. Kebanyakan dari masyarakat Indonesia telah kehilangan arah di pasar modal.

Peristiwa Ini adalah sebuah tanda bahwa dalam suatu perdagangan saham keragaman dan perbedaan pendapat investor satu dengan yang lain sangat diperlukan. Perbedaan itulah yang akan menyebabkan pasar bergerak secara sehat. Jika dalam sebuah pasar terjadi mono interprestasi, maka pasar akan menjadi tidak sehat dan tidak dapat berlangsung.

Apakah yang harus dilakukan oleh investor ? Tetap berusaha berpikir secara rasional. Jangan pernah menempatkan harapan, emosi dan segala bentuk opini pada investasi anda. Menaruh harapan dengan cara yang tidak benar merupakan awal dari kehancuran investasi anda. Jadilah diri kita sendiri, tentukan dengan jelas tujuan berinvestasi. Akhiri kerugian segera namun biarkan keuntungan berkembang. Tanpa sebuah perencanaan investasi saham yang benar, kita hanya akan menjadi korban dalam roda perdagangan yang terus berputar tanpa peduli kondisi kehidupan kita. Jangan pernah Malas dalam berinvestasi. Sikap malas adalah rayap yang memakan kayu hari demi hari hingga kayu menjadi rapuh dan tidak berguna. Mari terus belajar, menganalisa, dan selalu rendah hati.

Written by Gema Merdeka Goeyardi @ stocksforliving.com

No comments: